Open Chat

Kamis, 04 Juli 2013

Menyemai Cinta Ala LDR


Postingan ini terinspirasi dari postingannya Pakdhe Cholik, yang bercerita tentang pengalamannya ber-long distance relationship [LDR] dengan sang istri dan keluarga tercinta.
LDR, mungkin sudah begitu familiar terdengar di telinga kita ya, Sobs? Dan banyak lho yang mengalaminya? Ada yang mengaku sulit menjalaninya, bahkan saking takutnya akan efek ber-long distance relationship ini, mereka memilih untukresign dari pekerjaan dan ikut sang suami agar tak berjauhan. :) Namun, sudah pasti, ada yang menghadapinya dengan gagah berani [karena ga punya pilihan lain lah pastinya, hehe].

Selain Pakdhe Cholik, yang sudah menjalaninya, aku juga memiliki beberapa teman yang terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan keluarganya. Banyak suka dan duka yang mengisi hari-hari selama ber-long distance ria ini lho. Dan kali ini, tulisan ini bukanlah untuk mengupas pahit-manis kisah LDR mereka sih, Sobs, karena selain mereka, aku sendiri juga adalah pelaku LDR!



Long Distance Relationship, menyapa dan menjadi pilihan tak terelakkan bagi kami [aku dan suami] terhadap Intan, putri kami, pertama kalinya sekitar tahun 2005, dimana aku dan suami harus pindah ke Aceh, beberapa hari setelah tsunami. Tanah kelahiran yang luluh lantak, dan membuat masyarakat/penduduknya terdampar dalam luka-duka nestapa, mutlak membuat jiwa ini terpanggil untuk turut bergabung dengan sebuah Medical NGO International yang sedang bantu Aceh kala itu. Tanpa pikir panjang lagi, kutitipkan Intan, putri tercinta, pada budhenya [kakak ipar] di Medan, lalu kami [aku dan suami] menetap di Aceh.

Rindu yang membiru, haru yang menggebu, sungguh membuat hati terasa pilu. Rasanya gimanaaaa gitu, Sobs! Meninggalkan putri tercinta, nun jauh di kota Medan. Mana belum pernah tinggal terpisah sebelumnya lagi! Duh, rasanya ingin banget deh segera menyelesaikan tugas ini, dan bergabung kembali dengan ananda tercinta. Atau kalo bisa, Aceh segera bersih, aman dan sehat kembali agar aku bisa membawa Intan bersama kami. Namun semua tentu butuh proses, sehingga jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah, beradaptasi terhadap keadaan yang kita hadapi.

Menyiasatinya adalah, melakukan panggilan telefon dan mendongeng setiap malam menjelang tidur. Jika selama ini, mendongeng [baca: membacakan sebuah cerita anak] kulakukan seraya mengelus-ngelus punggung Intan, maka sejak terpisah jarak yang begitu jauh, elusan di punggung itu terpaksa ditiadakan. Hanyalah modulasi yang meretas jarak, menghubungkan aku ke putri tercinta, yang berbaring sendirian di kamarnya di Medan, seraya memeluk boneka Mickey Mouse kesayangan kami berdua. Setiap dongeng mencapai akhir, maka membaca doa tidur bersama pun menjadi agenda penutup komunikasi kami setiap malamnya. Tak hanya itu, Intan yang kala itu masih duduk di kelas empat Sekolah Dasar, selalu mengandalkan Uminya dalam hal membantunya mengerjakan PR bahasa Inggris, sehingga, mau tak mau, aku harus menyediakan waktu untuk bikin PR bersama, tentunya via telefon.

Untungnya ritual di atas hanya berlangsung selama dua setengah tahunan, karena begitu situasi Aceh aman dan bersih kembali, aku segera menjemput Intan untuk dapat tinggal bersama lagi. Namun sayang, Long Distance Relationship, kembali menjadi pilihan yang sulit dielakkan. Keinginan untuk mendapatkan penghidupan yang jauh lebih baik, membuat kami berkomitmen untuk tinggal terpisah oleh jarak dan garis batas [beda negara]. Kuijinkan kekasih hati [baca: suami] untuk bekerja di negeri jiran. Tentu dengan komitmen dan kesepakatan bersama, yang akan kami jaga utuh demi kebahagiaan rumah tangga ini. Long Distance Relationship! Tak ada yang akan mengatakan ini sebagai kehidupan yang mudah. Untungnya, kemajuan teknologi yang kian canggih, memberi banyak kemudahan bagi insan-insan yang harus ber-long distance relationshipThanks to the technology, yang telah meretas jarak, menembus garis batas dan mampu menghadirkan aku di layar gadgetnya, atau menghadirkan dia di layar gadgetku, sehingga kami dapat saling berkomunikasi secara audio visual. Rasanya luar biasa banget lho!

Bicara tentang LDR, tak dapat dipungkiri bahwa hubungan jarak jauh ini dapat memicu banyak hal yang dapat menguji keharmonisan hubungan. Yang jika gagal dalam menyikapinya, akan membawa hubungan antar pasangan menjadi buruk dan bahkan berakhir sia-sia.
Oleh karena itu pula, sebagai pelaku LDR, aku selalu berusaha untuk menjalankan beberapa tips penting berikut ini;

1. Saling Percaya.


Poin ini sengaja aku terapkan pada urutan pertama. Karena ini adalah poin utama dalam merawat kasih sayang dalam hubungan antar pasangan. Tanpa kepercayaan, maka kita akan selalu dipenuhi oleh rasa curiga dan aneka pikiran negatif lainnya, yang sudah pasti akan memicu pertengkaran dan menjadikan hubungan menjadi tidak harmonis.

2. Komitmen

Ini juga tak kalah pentingnya. Karena poin ini juga adalah kunci keberhasilan langgengnya sebuah hubungan, apalagi hubungan jarak jauh. Kedua belah pihak harus komit untuk menjaga kepercayaan dan segala aturan yang telah disepakati. Komit untuk menjaga ikrar pernikahan, artinya kita sepakat untuk saling setia, untuk saling menghargai, menghormati dan menjaga nilai suci pernikahan.



3. Komunikasi yang Teratur dan Jujur


Atur komunikasi sedemikian rupa, tanpa harus mengganggu aktivitas masing-masing. Selalu berusaha untuk update informasi, sehingga si dia merasa terlibat dalam setiap kegiatan penting yang sedang berlangsung. Hal ini akan membuat dirinya merasa seolah berada di antara kita [orang-orang yang dicintainya]. Kami biasanya menggunakan Skype untuk komunikasi secara audio-visual. Selain suara yang bening, biasanya visual look-nya juga oke banget tuh. Jadi serasa si dia berada di depan mata gitu lho. :)

4. Atur Jadwal Kunjungan


Nah, ini juga sangat penting. Walau teknologi telah demikian canggih, di mana kita sudah dapat berkomunikasi secara audio visual dengan sang kekasih hati, namun kehadirannya secara nyata, tentulah sebuah kebutuhan. Untuk itu, skedulkan rencana kunjungan secara berkala, agar kebersamaan dapat terasa nyata, dan menyegarkan kembali hubungan yang telah terentang oleh jarak selama ini.


5. Persiapkan Kejutan-kejutan kecil/Surprise bagi pasangan.

Hal ini, diperlukan untuk menumbuhkan dan memupuk kembali bunga-bunga cinta. Misalnya, muncul mendadak [kunjungan di luar dugaan], itu tentu akan menjadi surprise yang menyenangkan bagi suami atau istri. Tentunya sebelum mengadakan kunjungan dadakan ini, terlebih dahulu harus memastikan apakah si istri atau suami berada di tempat atau tidak. Jadi, tetap harus dicek terlebih dahulu agar kejutan ini tidak berakhir sia-sia. Atau, mengirimkan bunga digital via email, disertai sapaan selamat pagi atau sapaan-sapaan manis lainnya.

Well, Sobats, semoga sharing ini dapat memperkaya khasanah tips dalam berhubungan jarak jauh bagi pasangan-pasangan yang sedang berada dalam situasi ini, yaaa. Semoga bermanfaat!


13 komentar:

  1. Balasan
    1. apaaaaaaaaaaaaaaaa ? kmu cinta sama saya ? jadian yuk ? #LOL

      Hapus
  2. ah nih postingan ngeledekin mulu yg ldr ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah keliatan nya kmu sedang menjalin ldr ya ?

      Hapus
  3. boleh kali nih di post juga ya di blog gue :)

    BalasHapus
  4. kalo postingan nya kaya gini sih, harus di jadi memeber biar selalu dapet yg baru2 hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah typo nih, jangan grogi deh ngetik comment nya kaka :D

      Hapus
  5. Karena gue lagi gag Cinta-cinta'an dan LDRan jadi gue komen aja ya. Blog loe Keren udah gitu aja :D

    BalasHapus